Tergelitik artikel di surat kabar harian
Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Jum”at 8 Desember 2011 halaman 17 b3rjudul Pelajar
Beringas Ada Apa? Ditulis oleh Agus Siswanto S.Pd Guru SMK Negeri 6 Magelang
Penulis mencobamenyoroti dari permainan yang sehati haridimaunkan dan perhatian
Orang Tua.
Pada saat ini kita hidup dalam suasana masyarakat,
bangsa dan negara yang memiliki situasi budaya yang tidak menentu. Dimana
sebagian masyarakatnya sudah menikmati tingkatan teknologi tinggi, meskipun
mentalitasnya masih banyak dalam tahapan kebudayaan agraris. Menurut pidato
pemimpin pemimpinnya ” sebagian terbesar masih hidup dilingkungan pedesaan yang
masih kuat budaya agrarisnya”,tetapi ironisnya berkat pembangunannya sudah
bersikap seolah olah modern atau masyarakat yang karena urbanisasinya
pesat dan mnobilitasnya tinbggi telah
terpengaruh metropolis, dikarenakan gencarnya media cetak, media televisi dan
Komunikasi selluler, komputer, internet dan lain lain.
Berimbas pada erosi kehidupan yang berwujud
fenomena kekerasan dan keberingasan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat
Indonesia saat ini yang tampak semakin berkembang; bila kita simak pemberitaan
yang terjadi ” tiada hari tanpa kekerasan dan keberingasan serta pembunuhan”.
Termasuk didalamnya akan ditemukan suatu kondisi dimana kekerasan dan
keberingasan menyelinap pula didalam berbagai lembaga kemasyarakatan dan juga
merembet yang memakai etiket agama.
Padahal kita justru telah berada pada suatu era
dimana manusia telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga
jarak dan waktu bukan lagi merupakan hambatan bagi hubungan antar sesama. Lebih
lebih dalam era reformasiini rakyat bebas sebebasbebasnya memilih dan
menikmati( meskipuin baru sebagian ) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kemakmuran dibidang ekonomi, demokrasi dan politik juga dibidang bidang
lainnya, seolah olah kemajuan Yng dicapai telah identik dengan modern,
sayangnya tidak berimbang dengan mentalitas perilaku maupun budi pekertinya.
Semakin sering terdengar berbagai pendapat yang
bila di saring saring menunjukkan kecenderungan bahwa kemajuan dan medernitas
saat ini kedepannya perlu dibarengi pemantapan wawasan kemanusiaan dalam b
erbagai dimensi yang utama pembangunan karakternya. Apabila dicermati lebih
mendalam, suasana dan kecenderungan yang ditunjukkan oleh masyarakat yang telah
menggunajkan teknologicanggih ( digital ) justru seolah olah tidak memberikan
apa apa tentang arti kehidupan bagi masyarakatnya; yang dirasaakan justru
ketidak serasian, ketidak tentramnan, ketidak bahagiaan yang dijumpai
kekerasan, keberingasan dan pembunbuhan yang tidak jelas m motifnya.
Mari kita amati secara cermat anak anak beserta
teman temannya yang sering bermain di suatu persewaan Play Station atau video
Gams dapat dipastikan bahwa yang mereka mainkan adalah permainan permainan
berupa pertarungan, dan mereka biasanya sudah memiliki tokoh tokoh idola masing
masing((dulu penulis bermain umbul
juga mempunyai tokoh idolanya masing masing). Dalam keseharian mereka berjam
jam menukmati pertarunagan adu jotos, tendangan dan bantingan serta perlawanan
bersenjata tradisional dan modern yang ditampilkan oleh tokoh tokoh idola
mereka, sehingga anakj anak tanpa sadar emosinya sudah terpengaruh oleh sepak
terjang tgokoh idola dalamn permainan itu dengan tipua daya dan trik untuk
memenangkan pertarungan ( kalau umbul hanya membuka dan menutupnya gambar saja)
untuk dapat memperdaya atau membunuh lawan. Pengaruh yang diperoleh dari
menikmati permainan play atau video gams itu adalah sikap dan perilaku seperti
yang di tonton dan dimainkan oleh tokoh idolanya yang beruaemosi kekerasan dan
pembunuhan.
Pada waktu pulang dari tempat persewaan menuju
rumah masing masing mereka menemui suasana lalu lintas yang semrawut, diantara
pengguna jalan itu ada yang seolah olah seperti yang mereka mainkan dalam video
games misalnya beberapa anak muda memperlihatkan kenekatannya ( sok
jagoan) dengan mengendarai motornya kencang
kencang dan meraung raung berkelok kelok menyusup kekiri kekanan dianatara
kendaraan lain yang lalu lalang, menambah emosi anak itu terpompa dalam
temperamen yang tidak menentu tingginya.
Sesampainya dirumah petualangannya dilanjutkan
dengan menonton televisi yang menyajikan sinetron atau film film atau berita
berita yang juga penuh dengan kekerasan dan keberingasan. Dengan demikian emosi
yang temperaturnya sudah tidak benar itu seolah olah dipupuk dengan tontonan
tontonan serba keras dan beringas sehingga perilaku sok jagoan berkembang timbul
semakin subur dalam rekaman otak anak anak tadi mudah mudahan yang penulis
sampaikan tadi hanya sebatas kekhawatiran atau illusi semata.
Masih ditambah dari pendapat sdr Agus Siswanto S.Pd dalam tulisannya ”Tuntutan ekonomi membuat orang tua tidak mempunyai weaktu
bagi putra putrinya.... dan kontrol (pengawasan) yang kurang dari orang tua
membuat anak leluasa meklakukan aktivitasnya yang tidak bertanggung Jwab” Hal
itu masih ditambaj lagi disuatu ruang di rumah telah tersedia seperengkat
fasilitas internet, disini yang penulis tahu hampir setiap anak diam diam sudah
mahir mengakses program program dalam situs situs tertentu yang belumut
ditionton oleh anak anak.
Menjadi lengkaplah sikap perilaku emosional yang
tumbuh berkembang dari pengaruh pengaruh yang semestinya belum waktunya
mengganggu kecerdasan emosi anak anak namun kenyataannya yang didapat dan
digemari adalah idola tokoh kekerasan, keberingasan, pembunuhan dan adegan
adegan seronok. Masih ada tambahan lagi yaitupada saat bertemu orang tuanya karena
tekanan ekonomi tadi tanpa sebab yang jelas menghardik anaknya dengan kata kata
kasar bahkan mungkin dengan tindakan kekerasan fisik.
Untuk melengkapi gaya hidupnya yang modern masih
ada satu perangkat teknologi yang selalu mereka bawa kemana mana yaitu
telephone seluler atau telepon genggam, dengan fitur lengkap meskipun bukan
merek ternama untukkomunikasi sesama dengan kontek suara maupun SMS untuk
hiburan demngan MP3, games atau televisi dan akses internet untuk kesenangan
semata adalah kesenangan yang berdasar pada instink, maka tidak mengherankan
bahwa yang muncul hanya kecenderubfan nafsu seksual, kekerasan, kekasaran,
keberingasan, kebencian, keirian dan lainlain.
Coba diperhatikan lebih cermat lagi apa sebenarnya
yang dilakukan anak anak itu dengan HP nya, mereka berlama lama asyaik bermain
games, sms, facebookm, telephone dan lain lainnya yang belum tentu ada gunanya
untuk meniti masa depannya. Mereka mulai dari SD,SMP.SMA,Mahasiswa dan mereka
yang tidak bersekolah atau beraktivitaspun menggunakan HP dengan beberapa
nopmor operator yang berbeda untukbisa menjangkau sesama teman agar agak murah
pul;anya Ada Apa?
Dengan Hpnya yang canggih serta kemampuan memotret
dan membuat film video, menukar gambar dan tulisan serta kemampuan kemampuan
lainnya, menjadikan banyak kemungkinan yang dapat mereka gunakan. Contoh HP
sering digunakan untuk menukar gambar tak pantas tonton, adegan adegan seksual
diantara mnereka, menggunakan untukmengancam mestinya belum waktunya mereka
lakukn dan nuikmati. Persoalan perilaku perilaku kenakalan, kekerasan dan
keberingasan yang dipengaruhi oleh alat
alat canggih dalam ragam semakin kompleks, berbeda sewaktu penulis masih anak
anak / muda idola yang ditu paling oreang tuanya, nenek atau kakeknya atau
hanya sebatas kenalan yang dikenalny atau tokoh esaysng yang semuanya masih
sederhana dan persoalannya pun begitu sederhana. Tetapi saat globalisasi ini
ketika dunia tidak lagi tersekat sekat dengan hadirnya berbagai perangkat
bteknologi canggih maka persoalan pun melesat tanpa kendali bagi mereka nyang
tidak memiliki karakter dan mendapat kasih sayang yang benar.
Sudah seharusnya dan khususnya para orang tua dan
pendidik selalu memberi contoh perilaku utama,perilaku kasih sayang, welas asih
andap asor sopan santun dalam lingkungan
sosial serta mencermati dengan penuh perhatianm, melakukan pengawasan ( bukan
asal m3enyenangkan anaknya atau menuruti permintaan anak), mengawasi bermainnya anak, memeriksa tas sekolahnya,
Hpnya perilaku sosialnya. Dan unsur pemerintah juga perlu melakukan pengawasan
dan jnuga pemeriksaan anak anak yang patiut diduga melakukan hal hal yang tidak
wajar. Semoga sedikit bisa menjawab ada apa yang dipertanyajkan sdr Agus
Siswanto dan mendapat tanggapan dalam sarasehan paguyuban oncek oncek kawruh
sapolo.
Dipost
oleh Drs. Gatot Lelono 22 Desember 2011