Jumat, 31 Agustus 2012

PERUBAHAN MEMICU KERETAKAN KEPRIBADIAN

Menyimak berbagai pemberitaan media koran, televisi maupun internet serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing masing iondiviudu maupun masyarakat, sementara dapat dikemukakan dalam tulisan ini bahwa dalam era globalisasi yang ditengarai dengan segala sesuatu yang senantiasa mengalami perubahan terus menerus yang cenderung sangat cepat dan dahsyat, karena perubahan itu tidak pernah dapat diikuti oleh individu maupun masyarakat yang sudah ikut terlibat lebih lebih mereka yang tidak pernah terlibat atau yang tidak mau melibatkan diri dalam arus perubahan.

Dalam hal ini penulis mencontohkan dirinya sendiri yang terbatas, kadang kadang membuka (browsing) internet,
menikuti pemberitaan atau acara televisi dan membaca Koran serta sekedar membaca buku buku dari perpustakaan Pemda,merasakan sangat ketinggalan dalam ikut mengiringi perubahan yang etrus menerus terjadi secara cepat dan dahsyat. Apalagi dalam menyimak perubahan yang terus menyeluruh yang menyangkut hampir dio semua aspek dan sektor kehidupan. Apabila dicermati lebih mendalam perubahan perubahan ini sudah sampai pada deteil deteil subyek yang sedang atau dalam proses perubahan atau dengan karta lain adanya perubahan itu sudah sedemikian luas dan mendalam, didalam mempengaruhi sendi sendi kehidupan.

Perubahan yang luar biasa dimaksud berdampak bergesernya dan mungkin terus menggeser kehidupan individu dan masyarakat, yang mau tidak mau tidak bisa menghindarkan diri dari arus perubahan yang cepat dan dahsyat  dalam era gklobalisasi."Dulu"perubahan sudah terjadi,m tetapi dengan ritme(irama) yang perlamn sehingga orang masih bisa menyaring atau mempertimbangkan baik buruknya pengaruh yang ditimbulkan, melalui berbagai upaya kebijakan pencegahan, contoh keluarga besar penulis dari pamiong dan pegawai yang hidup sederhana cenderung statis, narimo sak anane(menerima apa adanya)perubahan berlangsung secara alami sebagaimana pendahulu pendahulunya,. "Kini" semuanya tanpa kecuali harus berubah menjadi dinamis dan lebih dinamis bila tidak mau tergila oleh perubahan dan bagi yang terlanjur kurang dinamis harus berusaha de yang pewrubahannya dahsyat dengan segala kemampuannya melakukan penyesuain penyesuaian.Bagi generasi remaja dan dewasa yang berpangku tangan pasti akan tergilas arus perubahan oleh karena itu mereka mau tidak mau harus mengupayakan dengan lompatan lompatan strategis untuk bisa menguiringi perubahan, dimana DULU cepatnya perubahan sekarang ini belum pernah terpikirkan oleh para pemimpin, guru, ulama, tokoh terkemuka dan orang tua.

Melalui media massa dapat dikenali perubahan dahsyat terjadi antara lain:
BIDANG EKONOMI dulu perekonomian dan perdagangan maju dinegara negara Barat dalam hal ini di Eropa dan Amerika, sedang negara negara Timur boleh dikatakan perubahannya lambat malahan tertinggal, namun kini negera negara Timur telah bangkit dan menyamai atau bahkan melebihi kemajuan ekonomi Barat.
BIDANG IPTEK perubahannya dahsyat terjadi di negara negara Barat dan Timur seolah oleh dulu tidak mungkin Tau masih perrlu wakjtu ternyata kini telah terwujud dan telah mengalami loncatan loncatan perubahan diluar dugaan pemakainya
BIDANG PENDIDIKAN Di Indone4sia kini sedang diupayakan untuk mengejak ketertinggalan untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dlam mengantisipasi perubahan perubahan dalam era globalisasi. Dengan pendidikan yang baik,baik pengajarnya, kurikulumnya d3ngan delapan belas karakter pendidikan diharapkan dapat mengiringi perubahan perubahan di segala arah dan bidang yang sudah sangat kompetitif. Apa yang sudah ditempuh mungkin sudah baik sayang masih banyak orang orang yang berkompeten di bidang pendidikan beljm sepenuhnya ikut terpacu mengiringi kecepatan perubahan. Sebenarnya kinu pendidikan sangat memegang peran penting didalam kehidupan berbangsa, berbangsa dan bernegara.Hanya dengan pendidikan yang berkualitas bangsa dan negara ini akan maju dan sejajar dengan negara negara lain dalam mengarungi perubahan perubahan yang cepat ini.( BERSAMBUNG )
DISUSUN OLEH DRS GATOT LELONO disajikan dalam diskusi Paguyuban Oncek Oncek Kawruh Sapolo tanggal 29 Agustus 2012.

Minggu, 27 Mei 2012

DULU DAN KINI

Terkenalnya masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya orang Jawa,terkesan lemahlembut budi bahasanya,berkepribadian luhur,berkebudayaan adi luhung kini tinggal secuil nostalgia bagi sedikit orang yang masih mendamlabakan hidup dalam suasana aman,tentram dalam suasana persaudaraan yangsakiyegsaekoproyo, dalam lingkungan yang asri,suburmakmur,tukul ingkang tinandur dan seterusnya



Jikalau kini setiap hari yang di dengungkan hak asasi yang menuju kebebasan moral yang didorong oleh kehendak pencarian untuk memnuhi hak pribadi disisi lain hendaknya harus ada yang setiap hari mengingatkan hak asasi itu bukan berlandaskan kebebasan,kemerdekaan`pribadi tanpa tujuan,tetapi hasrus berlandaskan moral,peraturan dan hokum,. Hal ini dulu dilakukan oleh suatu kebajikan yang berupa sopan santun,pengendalian diri,kejujuran,welas asih, kemurahan hati dan budi pekerti luhur.

Jaminan komnstitusional untuk kebebasan berbicara,berkempul,berserikat,beragama,kesetaraan gender,kesetaraan pendidikan,kesetaraan berusaha dan lain .lain,sebagai manifestasi dsri suatu hak telah diteteapkan oleh hukum dari berbagai undang-undang, dari kata lain hak hak tersebut tidak dapat dijungkir balikan yang salah menjadi benar yang benar menjadi salah. Namun banyak yang menginginkan hak menjadi hal paling diinginkan untuk dimiliki, baik oleh mereka yang memahami peraturan dan hokum maupun yang sama sekali tidak tahu peraturan hokum maupun yang samasekali tidak tahu peraturan hokum,mungkin seperti yang terjadi kini,telah berjangkir disemua tingkatan elemen masyarakat.

Dulu diperbandingkan kini, peraturan dan hokum ada dalam masyarakat, dan masyarakat masih mencoba untuk memegang kekang kendali terhadap apa yang dinilai salah, tidak wajar,melanggar norma,melanggar adat dan sebagainya. Kini dalam masyarakat  sudah kehilangan cita citanya dan dengan cepat mengalami kemunduran menjadi kekuasaan kelompok,contoh banyaknya peristiwa peristiwa amuk massa, tawuran antar desa,antarkelompok berebut uang kricik,ormas menentang atau melarang sesuatu yang belum tentu salah,yang menurut diluar kelompoknya benar, tetapi selalu seolaholah kelompok ini yabng benar sendiri.

Kini terlihat juga birokrat cerdas dan cekatan yang dipercaya dan mampu melaksanakan tugas apa saja yang ditugaskan kepadanya,anehnya mereka tidak terlihat menunjukan rasa bersalah apalagi menyesal saat keliru atau malah sudah menyengsarakan rakyat, beliau terlihat begitu apa adanya dalam menuturkan kejadiannya tanpa pertimbangan pertimbangan moral sedikitpun,kini menjadikan kejahatan tampak biasa,lumrah dan rutin, sert banyak diperbuat oleh yang lain. Yang terasa seolah olah kebenaran yang ada kini hanyatinggal sendirian, tidak berkwan, yang terbayang kekerasan, kejahatan menjadi wajar dan biasa..

Jika dulu perbuatan kekerasan,mencuri, merampok, korupsi  dianggap buruk,keji, sekarang dikatakan ”wis jamane” karena apa-apa sulit dan mahal. Pelecehan seksual, perkosaan yang dulu buruk, tak bermoral, sekarang hanya dianggap perilaku social yang tidak normal. Sebagai mana dapat ditemui didalam pemberitaan, mana yang benar dan salah,m baik dan buruk, dihubungkan seluruhnya kedalam kepentingan diri pribadi dan kelomoknya serta bubungan bisnis. Swemua stasiun TV menyiarkan dan anehnya diulanh ulang sampai beberapa hari dan anehnya lagi ada lembaga yang menangani seolah tidak berfungsi.

Apakah hal-hal tersebut diatas merupakan salah satu sisi akibat pengaruh modernisasi yang menjadikan orang mwengalihkan focus pada kepentingan,sehingga mengabaikan moral dan bersikap `permisiv atau serba boleh sesuai kebebasan hak yang diperjuangkannay. Penulis menandai sebagai menggantikan moral dengan material, mungkin juga yang illahiah dengan manusiawi, kebenaran dengan intuisi serta keyakinan dengan teknologi. Dengan demikian keduniawian telah membuat suatu hal yang salah secara moral menjadi sesuatu yang masuk akal dan menjadikan suatu kesalahan nampak menjadi benar dan wajar.

Sementara banyak orang khususnya generasi muda menyambut dengan suka cita atas berkat modernitas, berupa penikmatan kmampua dari hasil teknologi berupa alat yang digenggam dan dijinjing, bias menghubungkan dengan stiap orang dimana saja dalam waktu sekejap saling mengabarkan dengan gambar secara tajam beserta warna warni yang cerah, juga dapat diperintahn mentransfer data dan keuanganb antar bank dan antar rekening serta dapat  merekam apa saja termasuk didalamnya untuk internet serta kemampuan kemampuan lain.

Namun sudah mulai banyak yang masih bermoral mulai mengkhawatirkan bahanya kemampuan alat alat tersebut, disampuing karena harganya yang relative murah dan semakin luas yang menggunakan baik usia muda atau bahkan sudah uzur, bagi yang sudah terbentuk karakternya akan mudah menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi bagi yang moralnya mudah goyah akan semakin tidak memahami dirinya sendiri, hidup tanpa tujuan tanpa cita cita, semuanya asal cocok menjadi benar dan wajar.

Dulu difahami bahwa essensi kebudayaan merupakan hasil interaksi terus menerus dari kebudayaan lain dalam lingkungan dan atau yang telah ada sebelumnya, sehingga hasil karya kebudayaan, individu masyarakat, bangsa menemukan bentuk dan cirri kekhasannya. Kini dalam era modernitas yang lebih mengedepankan citra, maka hasil karya kebudayaan yang baik dan adiluhung tidak memiliki manfaat yang besar dan nilai tambah apa apa. Terlwebih lebih yang ingin nguri uri tidak dapat menjadi penyatu menunjukkan nilai promosi dalam mengiringi kemauan warganya, maka kebudayaan itu akan basi dan matgi dengan sendirinya. Dulu tradisi merti dusun, ruwahan, nyadran dan lainnya dapat menjadi penyatu warga dalammengarungi hidup bermasyarakat. SAdat tradisi yang digelar merupakan perekat kebersamaan masyarakat, kini masyarakat terceraiberai oleh aktivitas kesibukan dan pola hidup yang modern yang cenderung lu lu gua gua. Dulu masyarakat bergotongroyong bahu membahu mewujudkan sesuatui untukkepentingan bersama, sebagai suatu nilai yang dinilai effektif dan berdaya guna, sekarang bergotong royong menjadi suatu kerja yang tidak effwktif dan effisien.

Meskipun penulis sadar sepenuhnya bahwa perkembangan peradaban zaman tidak dapat dilawan tetapi warga yang entah kapasitasnya sebagai apa, yang masih bersedia melestarikan tradisi adapt istiadat mohon jangan dicela, tetapi justru di apresiasi agar yang nguri uri kebudayaan tidak semakin surut. Mari rasa menghargai sendiri dihargai dan dinilai sebagai orang yang masih memiliki rasa “handarbeni” masa lalu yang adi luhung.

Kebutuhan dan permahaman diri sebenarnya merupakan bagian yang pasti dari pengalaman kehidupan manusia, tetapi berkat modernitas mengakibatkan semua model model pemahaman lama ( dulu ) telah mulai terkikis dan tersingkir oleh model model baru diantaranya ditengarai dibebani aspek aspek kasar, keras, radikal, ekstrim, yang secara sadar tidak sadar telah merasuki banyak orang dalam kepentingan yang kompleks.

Dorongan keinginan keleluasaan akan kebebasan dalam era mnodernitas telah mengubah nilai nilai adapt tradisi yang ada dalam masyarakat, telah mengubah nilai nilai adapt adapt tradisi yang ada dalam masyarakat telah berubah menjadi nilai reklativisme dank arena gesekan gesekan yang terus menerus setiap saat dalam kurun waktu yang relative lama, lebih terasa dalam era reformasi ini telah mengosongkan moral masyarakat, kata kata bijak sudah tidak digubris, nilai dipisahkan dari karakter alami masyarakat. Perilaku menjadi tanpa poerasaan dan rupa rupanya hal ini yang dialami oleh sebagian masyarakat. Perilaku menjadi tanpa perasaan dan rupa rupanya hal ini yang dialami oleh sebagian masyarakat sehingga karakter masyarakat dan perilaku moralnya terkikis. Inilah gambar yang terjadi dari pemberitaan sehari hari dari media massa elektronik, Koran yang penulis rasakan, mudah mudahan penulis keliru dalam menuangkan perasaan ini.

Pengendalian sikap pribadi dan penguasaan diri adalah suatu yang sangat penting untuk dimiliki dan diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan dalam pergaulan masyarakat, mungkin sebagai suatu cara untuk sekedar angan angan dalam mempertahankan predikat bangsa yang santun dan lemah lembut dan bebas aktif dalam kehidupan bangsa bangsa di dunia.

di post oleh Gatot Lelono
disarikan dari berbagai media


Selasa, 07 Februari 2012

HIDUP SEHAT MENURUT HUKUM ALAM


Sekarang ini jumlah orang yang menderita sakit terus meningkat, seolah-olah praktik dokter, klinik pengobatan serta rumah sakit yang tersedia, selalu saja dipenuhi oleh orang yang ingin mendapat pertolongan karena  merasa sakit sampai yang kesakitan.  Meski telah diimbangi oleh kemajuan ilmu pengobatan dan obat-obatan, mengapa hal itu masih saja terjadi,  perlu dirunut apakah manusia sekarang hidup semau-maunya sendiri tidak menurut hukum alam ?
Secara umum manusia telah mengetahui ilmu hayat dan ilmu kesehatan, dimana penyakit bawaan diturunkan oleh moyangnya dan penyakit menular disebabkan oleh bakteri dan virus, serta penyakit lainnya disebabkan olah factor situasional. Disisi lain karena keserakahannya menjadi lengah atau tidak menyadari bahwa yang menyebabkan timbulnya penyekit karena lingkungan hidupnya, kebiasaan hidupnya dan pola makannya, dengan menjadikan tubuhnya menjadi sarang penyakit  dari bakteri dan virus.                                 Perkembangan ilmu kedokteran modern didasari pemikiran untuk mengobati penyakit dan atau menyembuhkan penderita. Disisi lain ilmu pengobatan yang benar didasari pemikiran untuk menjaga kesehatan atau jangan sampai menderita sakit.                                                                                         Sekarang sudah waktunya merubah lingkungan hidup, kebiasaan hidup dan pola hidup masing-masing menjadi yang lebih sehat, serta perubahan pemikiran untuk menjalani hidup alami tanpa menderita sakit. Perlu adanya penelusuran bagaimana sebaiknya nenjaga tubuh tetap sehat dan bugar.
Para ilmuwan telah membagi menurut makannannya, binatang bertulang belakang menjadi tiga kelompok  besar yaitu kelompok pemakan daging, kelompok pemakan rumput dan daun-daunan serta kelompok pemakan biji-bijian dan buah-buahan. Suatu pertanyaan dikelompok mana manusia paling cocok berada ?
Kelompok pemakan daging adalah binatang buas, seperti harimau, singa, kucing, serigala, anjing dan lain-lainnya, dengan karakteristik system pencernaannya pendek dan sederhana ( dengan panjang usus tiga kali tubuh ), bergigi tajam tidak bergeraham, kelenjar ludah kecil dan bersifat asam, berkuku tajam, kulit tidak berpori-pori, berkeringat melalui lidah.
Kelompok pemakan rumput dan daun-daunan, termasuk didalamnya sapi, kerbau, kuda, sebra, jerapah, domba, gajah, dan laini-lainnya, binatang ini hidup dengan memakan rumput, perdu dan daun-daunan, dan tumbuh-tumbuhan yang berserat kasar dalam jumlah banyak. Alat penecernakannya dimulai dari mulut dengan gigi depan tidak tajam dan bergeraham, pada saat menguyah kelenjar ludah mengeluarkan ludah bersifat alkali, system percernakan 10 kali panjang tubuh, berkuku tidak tajam, berkeringat melalui pori-pori kulit.
Kelompok pemakan biji-bijian dan buah-buahan, binatang ini semula berkaki empat yang kemudian berevolusi menjadi berkaki dua yaitu gorilla dan sejenisnya, yang dekat sekali dengan moyangnya nenek moyang manusia, dengan ciri-ciri gigi depan tidak tajam dan bergeraham, kelenjar ludah berkembang sempurna untuk pencernaan awal dan bersifat alkali, panjang pencernakan dua belas kali tubuh, tidak berkuku tajam, berkeringat melalui pori-pori kulit.
Moyangnya nenek moyang ini pada zaman es akhir lebih kurang 1,5 s/d 1 juta tahun yang lalu, mengalami kesulitan dalam mendapatkan makanan biji-bijian dan buah-buahan, mereka dalam mempertahankan hidupnya terpaksa makan daun-daunan dan daging binatang, mungkin karena kebiasaan atau rasa nikmat, maka makanan dimaksud dilanjutkan sampai sekarang.                                                                                     Manusia jelas sekali bukan pemakan daging, bila dilihat dari segi  fisiologi  - anatomi dansistem pencer- nakannya, serta insting dasarnya bukan sebagai pemakan daging, Dan sepanjang yang penulis ketahui pada saat makan daging tidak seperti binatang  waktu makan daging, tetapi dengan membakarnya lebih dahulu, merebus, menggoreng dengan menyembunyikan bentuk asli daging  dengan bumbu-bumbu sehingga bentuk dan aroma asli daging tidak terlihat.
Gigi sebagai cermin jenis makanan apa yang dimakan oleh setiap spesies. Gigi pemakan daging semua tajam dan runcing berguna untuk mencabik-cabik daging, sebaliknya pemakan rumput, daun dan biji- bijian memiliki gigi depan berbentuk kotak dan tidak runcing, cocok untuk menggigit tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian.                                                                                                                                                     Manusia memiliki 32 gigi, dengan pembagian dua pasang gigi seri atas bawah, satu pasang taring atas bawah, serta lima pasang gerahan atas bawah. Dengan susunan gigi tersebut perbandingannya menjadi  satu taring untuk mencabik daging dan tujuh gigi untuk menguyah makanan nabati, bila dihitung muncul rasio makanan yang ideal bagi manusia  berupa 12,50% jenis makanan hewanni dan 87,50% jenis makanan nabati. Bercernin dari gigi terjawablah manusia sebagai maklhuk pamakan segala dengan perbandingan proporsionalnya seperti tersebut diatas.
Dalam pelajaran ilmu hayat sewaktu SR / SD dahulu selalu diingatkan  kalau menguyah makanan minimal sebanyak 32 kali, dan untuk makanan yang keras dikunyah lebih banyak lagi, belum lama ini baru penulis sadari bahwa menguyah lebih dari 32 kali suatu hal yang benar dan baik, karena pada saat menguyah secara otomatis keluar ludah yang bersifat alkali dan mangandung enzyme pthyalin untuk pencernakan awal dan supaya makanan menjadi halus sebelum ditelan. Mulai saat dikunyah  dan seterusnya selalu disertai oleh enzyme-enzym yang diper- lukan sesuai fungsi masing-masing enzyme, yang menurut para akhli ada sekitar 5000 jenis enzyme yang bekerja dalam tubuh, yang dibagi dua kategori yaitu enzyme yang dibuat dalam tubuh dan enzyme yang diperoleh dari luar tubuh dari makanan yang dimakan. Perlu diigat ada sekitar 3000 jenis enzyme yang dibuat oleh bakteri-bakteri usus untuk menjadikan makanan yang dimakan bermanfaat untuk tubuh. Untuk menjadikan alat kelengkapan pencernakan selalu konduksif bagi bakteri pembuat enzyme aktif, perlu selalu dijaga bahan-bahan makanan yang dimakan dalam porsi yang proporsional dan utamanya bahan-bahan nabati segar,sehat, bersih yang masih mengandung banyak enzyme dan vitamin.
Perlu perhatian atas makanan yang dimakan  dari bahan nabati alami, serta proses pengolahannya harus  bersih dan  sehat, sesuai sifat enzyme dan vitamin yang dikandung ( tidak direbus lama atau sampai mendidih ) karena kebanyakan enzyme dan vitamin rusak pada suhu 80 derajat. Namun apabila pengolahannya kurang bersih dan baik akan mengganggu metabolisme tubuh dan akan menimbulkan berbagai gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, serta penyakit dari dalam tubuh sendiri, misalnya mulas, diare, pegal linu, asam urat, kolesterol, lever, diabetes,ginjal dan lain-lain.
Rangkaian organ tubuh yang melaksanakan fungsi pencernakan ( kecuali mulut ) mempunyai irama biologi dengan jam kerja yang tetap dan sistematis yang dibagi dalam tiga siklus dalam 24 jam per hari. Meskipun pada saat-saat tertentu tetap berkerja aktif diluar jam dimaksud, tetapi tidak seaktif irama biologisnya, dan bila aktivitas salah satu siklus ada hambatan (misal harus aktif diluar jam siklus ) akan menghambat proses siklus berikutnya.  Adapun jam aktif ketiga siklus yang terjadi dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1.SIKLUS PENCERNAKAN terjadi antara pukul  12.00 s/d  20.00, kisaran waktu tersebut saat tepat untuk makan makanan padat atau berat. Menjelang tidur malam lambung tidak boleh penuh dengan makanan, utama nya makanan padat atau berat. Disarankan dua s/d tiga jam sudah tidak makan dan minum satu jam sebelum berangkat tidur.
2.SIKLUS PENYERAPAN  terjadi antara pukul  20.00 s/d  04.00, ketika tidur atau otak dalam istirahat total yang bila diukur mencapai  gelombang alpha, pada saat ini organ tubuh yang berfungsa menyerap dan ngedarkan vitamin dan sari-sari makanan bekerja lebih aktif. Kurang  tidur atau tidak tidur atau sudah larut malam masih makan makanan padat atau berat akan mengganggu aktivitas siklus penyerapan dan memboroskan energi ( biasanya pagi harinya terasa loyo ).
3. SIKLUS PEMBUANGAN terjadi pada pukul  04.00 s/d  12.00, pada antara waktu tersebut secara intensif tubuh mulai melakukan pembuangan  dari sisa-sisa makanan yang tidak terserap dan juga sisa-sisa proses kimiawi, saat ini paling banyak diperlukan energi. Selama  siklus pembuangan ini sebaikya tidak makan makanan yang padat atau berat , karena akan memboroskan energi dan memperlambat  proses penyerapan dan pencernakan yang berpengaruh pada proses pembuangan.
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian dan atau dicoba misalnya dalam proses  siklus pembuangan belum buang air besar, meskipun proses pembuangan sudah terjadi melalui keluarnya keringat dan air seni karena kegiatan rutin pekerjaan dan olah raga, sebaiknya tidak makan makanan padat tetapi makan buah-buahan, yang akan bisa merangsang lebih aktif lagi proses pembuangan. Apabila ketiga siklus tersebut diatas prosesnya tepat waktu akan terasa tubuh ini lebih sehat dan bugar.
Menjaga saluran pencernakan dalam siklus irama biologisnya, akan menghasilkan enzyme dan vitamin yang diperlukan oleh semua organ tubuh ,yang menjadikan tersedianya energi tubuh yang cukup untuk menopang aktivitas  harian dan nejaga tubuh tetap sehat dan bugar, yang merupakan jalan pintas dalam upaya meningkatkan hidup sehat menurut hukum alam.
Pustaka :  1. Ali Iskandar, 2006, Mengatasi gangguan pada pencernakan denha ramuan tradisional,           Tangerang, Pt. Agro Media Pustaka.  2. D’Hiru, 2007, Iridologi mendeteksi penyakit hanya dengan mengintip mata, Jakarta, Pt. Gramedia Pustaka Utama.  3. Shinya Hiromi, MD. 2010, TheMiracle of Enzyme  self  healing program meningkatkan daya tahan tubuth memicu regenerasi sel, Bandung, Penerbit Qanita.
Disajikan dalam diskusi Paguyuban Oncek-oncek Kawruh Sapolo, oleh Gatot Lelono.

Rabu, 04 Januari 2012

KUNJUNGAN PAGUYUBAN ONCEK ONCEK PADA OBYEK SEJARAH DI KAB KLATEN


Sebuah desa yang jauh dari keramaian kota dan berada di perbukitan kaki gunung Merapi ternyata menyimpan kisah perjuangan mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia pada tahun 1949 ketika Negara republik Indonesia baru saja dipriklamirkan dan ibu kota mengalami perpindahan ke Yogyakarta, fihak penjajah belandfa kembali ingin menduduki wilayah Indonesia dengan menyerang kota yogyakarta sebagai ibu kota republic ini.
Pertempuran demi pertempuran berjalan dengan sengitnya antara TNI dan para gerilyawan melawan penjeajah kolonial Belanda. Tetapi apakah generasi sekarang ini mengetahui dan peduli bahwa pertempuran mempertahakan kemerdekaan itu dikendalikan dari sebuah desa yang bernama Kepurun. Mengapa desa ini diberi nama Kepurun ada sebuah ceritera yang diuangkapkan oleh Triwidodo Kepala Desa Ke0purun kala pertempuran antara Prajurit Pangeran Diponegoro yang melakukan perjuangan melawan penjajah Kompeni Belanda dengan semangat yang lemah sampailah pelariannya sampai ke sebuah desa di kaki gunung Merapi.Di sana terdapat sebuah sendang (sumber air) di desa tersebut yanbg airnya selalu mengalir sepanbjang musim. Bahkan ketika erupsi Merapi tahun 2010 yang lalu hingga sekarang, sumber air itu justru menunjukkan peninghkatan debit airnya. Pada saat para prajuritnya sedang bersitirahat itulah Pangeran Diponegoro meminta seluruh prajuritnya untuk membasuh badannya dengan airt sendang yang jernih dan dingin. Setelah membasuh badan itulah kemudian dicanya oleh Pangeran Dipionegoro nyang dalam bahasa jawa sekarang kuranglebih ”opseduluh sedulur isih gelem berjuang perang karo Londo?” yang dalam bahasa Inbdonesia sebagaimana dikutip dari cerita Pak Kepala Desa Kepurun ”apakah saudara saudara masih bersedia nmelanjutkan poerjuangan melawan Belanda?” maka semua pengikut Pangeran Diponegoro itu menjawab Purun atau Mau dan bersedia melanjutkan perjuangan. Dengan demikian maka bangkitlah semangat me4reka untuk melanjutkan seperti ayam jago yang hampir kalah bertarung tetapi kemudian dimandikan dengan air menjadi segar dan bersemangat kembali. Maka dari periustiwa itulah kemudian desa itu di berinama Kepurun dan sendang yang digunakan untuk membasuh badan para penngikuit Pangeran Diponegoro itu disebut dengan sendang Kuwanen atau sendang keberanian.
Namun apa yang terjadi masa sekarang iuni? Markas Besar Komandi Jawa atau MBKD yang diugukai Kolonel Abdul Haris Nasution yang kemudian menjadi Jendral Berar Abdulharis Nasution (Alm) nampak tidak memperoleh perhatian semestinya sebagai bangunan bersejarah terutama rumah Kepala Desa waktu itu yang digunakan sebagai kantor Markas Besar  Komando Jawa Madura bahkan sudah hancur tinggal pui9ng puing belaka dimana di halaman rumah itu masih megah berdiri tugu Monumen MBKD.
Camat Manisrenggo Gandung Wahyudi menyatakan bahwa fihaknya pernah mengajukan proposal untuk membangun kawasan bersejarah disekitar MBKD itu tetapi sampai saat ini belum ada fihak yang menyetujui usulan tersebut.
Penulis sebagai generasi penerus sekarang ini sangat besar berharap agar fihak pemerintah khususnya pemerintah daerah dapat memberikan perhatian khusus terhadap monumen MBKD tersebut sehinga dapaty menjadi daerah atau wilayah trujuan wisata sebagai upaya memberikan pembelajaran kepada genarasi mendatang akan faham terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia itu di raih dengan tetesan keringat dan darah para pejuang pendahulu Republik ini. Jadi Klaten sebenarnya memiliki catatan tersendiri terhadap sejarah kemerdekaan negara RI terlebih ketika yogyakarta sebagai ibu kota Republik di duduki oleh Belanda maka Kabupaten Klaten menjadi daerah garis belakang  para gerilyawan serta pemerintahan republik ini karena sebagain besar para menterinya mengungsi di wilayah Kabupaten Klaten misalnya para Menteri berdomisili di wilayah Kecamatan Cawas berada di desa Tirtomarto seperti kementrian perekonomian dan Keuangan dimana dahulu mata uang republik iui pernah di cetak di Cawas sebagaimana diceritakan oleh mnntan Kepala Desa Tirtomarto ketika itu serta menteri Kehakiman yang menggunakan sebagaian ruangan di Kantor Kecamatan Prambanan sekarang.
Gambar atas: Monumen MBKD Kepurun
Gambar bawah: Kepurun Pawana Indah yang letaknya secara geografis diselatan MBKD
Kepurun saat ini telah berubah dan maju meskipun satu desa ketika erupsi merapi Tahun 2010 sempat terkena serangan awan panas yaitu desa Balerante tetapi sekarang ini pada umumnya menjadi desa yang cukup sejahtera termasuh di kawasan Kepurun itu telah berdiri sebuah lembaga pendidikan Mixed Farming milik PT Kepurun Pawana Indah anak perusahaan PT PLN persero. Kepurun Pawana Indah adalah lembaga diklat yang melatih para calon pensiunan yang semula hanya calon pensiunan Pegawai PLN saja, tetaopi sekarang ini telah menjadi lermbaga diklat untuk mendidik para calon pensiunan pegawai pemerintah pada umumnya. DI Kepurun Pawana Indah ini para calon pensiun dilatih bagaimana cara bertani, beternak dan memelihara ikan secara terpadu sehingga selain dapat menambah kesibukan juga dapat memberikan hasil tambahan ketika berada dalam masa pensiun tersebut. Di lembaga diklat yang dilengkapi dengan sarana akomodasi atau pengiunapan mampu menampung lebih dari 30 peserta diklat dengan tenaga instruktur dari PT KPI yang memiliki kompetensi. Selain itu Kepurun Opawan Indah juga terbuka untuk kalangan pendidikan baik dari para guru maupun siswa peserta didik untuk dilatih memiliki kompetensi di sektor mixed farming.
dipost oleh wibowo ari subagio

Senin, 02 Januari 2012

Penyakit Herpes Zozter









·                                 Herpes zoster (nama lain: shingles atau cacar ular cacar api) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster.[1] Setelah seseorang menderita cacar air, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia(pusat saraf) posterior.[2] Apabila seseorang mengalami penurunan imunitas seluler maka virustersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster.[2] Di kulit, virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulityang dilalui virus tersebut.[2] Herper zoster cenderung menyerang orang lanjut usia dan penderita penyakit imunosupresif (sistem imun lemah) seperti penderita AIDS, leukemia, lupus, danlimfoma.[1]

]Epidemologi

Herpes zoster (Di Jawa Tengah dikenal dengan nama penyakit Dompo) ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung, salah satunya adalah transmisi melalui pernapasan sehingga virus tersebut dapat menjadi epidemik di antara inang yang rentan. Resiko terjangkit herpes zoster terkait dengan pertambahan usia. Hal ini berkaitan adanyaimmunosenescence, yaitu penurunan sistem imun secara bertahap sebagai bagian dari proses penuaan. Selain itu, hal ini juga terkait dengan penurunan jumlah sel yang terkait dalam imunitasmelawan virus varicella-zoster pada usia tertentu. Penderita imunosupresi, seperti pasienHIV/AIDS yang mengalami penurunan CD4 sel-T, akan berpeluang lebih besar menderita herpes zoster sebagai bagian dari infeksi oportunistik.[3]

]Gejala

Pada awal terinfeksi virus tersebut, pasien akan menderita rasa sakit seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif selama beberapa hari hingga satu minggu. Penyebab terjadinya rasa sakit yang akut tersebut sulit dideteksi apabila ruam (bintil merah pada kulit) belum muncul. Ruam shingles mulai muncul dari lepuhan (blister) kecil di atas dasar kulit merah dengan lepuhan lainnya terus muncul dalam 3-5 hari. Lepuhan atau bintil merah akan timbul mengikuti saraf dari sumsum tulang belakang dan membentuk pola seperti pita pada area kulit. Penyebaran bintil-bintil tersebut menyerupai sinar (ray-like) yang disebut pola dermatomal. Bintil akan muncul di seluruh atau hanya sebagian jalur saraf yang terkait. Biasanya, hanya satu saraf yang terlibat, namun di beberapa kasus bisa jadi lebih dari satu saraf ikut terlibat. Bintil atau lepuh akan pecah dan berair, kemudian daerah sekitarnya akan mengeras dan mulai sembuh. Gejala tersebut akan terjadi dalam waktu  3-4 minggu. Pada sebagian kecil kasus, ruam tidak muncul tetapi hanya ada rasa sakit.[4]
]Deteksi
Untuk mendeteksi penyakit herpes zoster, dapat dilakukan beberapa macam tes, yaitu;
§                     Kultur virus
Cairan dari lepuh yang baru pecah dapat diambil dan dimasukkan ke dalam media virus untuk segera dianalisa di laboratorium virologi. Apabila waktu pengiriman cukup lama, sampel dapat diletakkan pada es cair. Pertumbuhan virus varicella-zoster akan memakan waktu 3-14 hari dan uji ini memiliki tingkat sensitivitas 30-70% dengan spesifitas mencapai 100%.
§                     Deteksi antigen
Uji antibodi fluoresens langsung lebih sensitif bila dibandingkan dengan teknik kultur sel. Sel dari ruam atau lesi diambil dengan menggunakan scapel (semacam pisau) atau jarum kemudian dioleskan pada kaca dan diwarnai dengan antibodi monoklonal yang terkonjugasi dengan pewarna fluoresens. Uji ini akan mendeteksi glikoproten virus.
§                     Uji serologi
Uji serologi yang sering digunakan untuk mendeteksi herpes zoster adalah ELISA.
§                     PCR
PCR digunakan untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam cairan tubuh, contohnya cairan serebrospina.[5]
Pengalaman penulis menunggu orang sakit herpes zoster di Rumah Sakit ternyata benar benar orang tua yang telah berusia lanjut itu sangat menderita karena kesakitan, sehingga keluarganya harus sabar dan berserah diri kepada yang  Maha Kuasa.  Obat obatan yang diberikan tidak segera bereaksi harus menunggu 3 – 4 hari obat obat yang diberikan baru bereaksi. Sehingga penderita benar benar sangat kesakitan meskipun obat sebenarnya sudah diberikan. Mengapa hal ini saya tulis di blog ini, setidaknya perlu ada penyuluhan kepada masyarakat luas mengingat penyakit Herpes zoster ini sangat berbahaya bagi penderita terutama yang telah ber usia lanjut atau siapapun yang menderita, karena di tengah masyarakat masih kuat beredar kepercayaan bahwa herpes itu hanya dapat di sembuhkan dengan cara menyemburkan sesuatu ke arah luka yang di timbulkan olegh infeksi virus tersebut. Pada hal ini sangat tidak nalar karena virus tidak dapat dilawan dengan cara disembur dengan larutan gula jkelapa, tetapi harus dilawan dengan cara medis dengan pemberian zat anti virus. Jadi sebenarnya munculntya kepercayaan itu masih menandakan belum cukupnya penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Dikutip dari sumber Wikipedia Indonesia dan pengalaman pribadi penulis.
Di posting oleh wibowo ari subagio


Kamis, 22 Desember 2011

Permainan yang Dimainkan mendidik Kearah Keras dan Beringas


Tergelitik artikel di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Jum”at 8 Desember 2011 halaman 17 b3rjudul Pelajar Beringas Ada Apa? Ditulis oleh Agus Siswanto S.Pd Guru SMK Negeri 6 Magelang Penulis mencobamenyoroti dari permainan yang sehati haridimaunkan dan perhatian Orang Tua.

Pada saat ini kita hidup dalam suasana masyarakat, bangsa dan negara yang memiliki situasi budaya yang tidak menentu. Dimana sebagian masyarakatnya sudah menikmati tingkatan teknologi tinggi, meskipun mentalitasnya masih banyak dalam tahapan kebudayaan agraris. Menurut pidato pemimpin pemimpinnya ” sebagian terbesar masih hidup dilingkungan pedesaan yang masih kuat budaya agrarisnya”,tetapi ironisnya berkat pembangunannya sudah bersikap seolah olah modern atau masyarakat yang karena urbanisasinya pesat  dan mnobilitasnya tinbggi telah terpengaruh metropolis, dikarenakan gencarnya media cetak, media televisi dan Komunikasi selluler, komputer, internet dan lain lain.

Berimbas pada erosi kehidupan yang berwujud fenomena kekerasan dan keberingasan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia saat ini yang tampak semakin berkembang; bila kita simak pemberitaan yang terjadi ” tiada hari tanpa kekerasan dan keberingasan serta pembunuhan”. Termasuk didalamnya akan ditemukan suatu kondisi dimana kekerasan dan keberingasan menyelinap pula didalam berbagai lembaga kemasyarakatan dan juga merembet yang memakai etiket agama.

Padahal kita justru telah berada pada suatu era dimana manusia telah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga jarak dan waktu bukan lagi merupakan hambatan bagi hubungan antar sesama. Lebih lebih dalam era reformasiini rakyat bebas sebebasbebasnya memilih dan menikmati( meskipuin baru sebagian ) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemakmuran dibidang ekonomi, demokrasi dan politik juga dibidang bidang lainnya, seolah olah kemajuan Yng dicapai telah identik dengan modern, sayangnya tidak berimbang dengan mentalitas perilaku maupun budi pekertinya.

Semakin sering terdengar berbagai pendapat yang bila di saring saring menunjukkan kecenderungan bahwa kemajuan dan medernitas saat ini kedepannya perlu dibarengi pemantapan wawasan kemanusiaan dalam b erbagai dimensi yang utama pembangunan karakternya. Apabila dicermati lebih mendalam, suasana dan kecenderungan yang ditunjukkan oleh masyarakat yang telah menggunajkan teknologicanggih ( digital ) justru seolah olah tidak memberikan apa apa tentang arti kehidupan bagi masyarakatnya; yang dirasaakan justru ketidak serasian, ketidak tentramnan, ketidak bahagiaan yang dijumpai kekerasan, keberingasan dan pembunbuhan yang tidak jelas m motifnya.

Mari kita amati secara cermat anak anak beserta teman temannya yang sering bermain di suatu persewaan Play Station atau video Gams dapat dipastikan bahwa yang mereka mainkan adalah permainan permainan berupa pertarungan, dan mereka biasanya sudah memiliki tokoh tokoh idola masing masing((dulu penulis bermain umbul juga mempunyai tokoh idolanya masing masing). Dalam keseharian mereka berjam jam menukmati pertarunagan adu jotos, tendangan dan bantingan serta perlawanan bersenjata tradisional dan modern yang ditampilkan oleh tokoh tokoh idola mereka, sehingga anakj anak tanpa sadar emosinya sudah terpengaruh oleh sepak terjang tgokoh idola dalamn permainan itu dengan tipua daya dan trik untuk memenangkan pertarungan ( kalau umbul hanya membuka dan menutupnya gambar saja) untuk dapat memperdaya atau membunuh lawan. Pengaruh yang diperoleh dari menikmati permainan play atau video gams itu adalah sikap dan perilaku seperti yang di tonton dan dimainkan oleh tokoh idolanya yang beruaemosi kekerasan dan pembunuhan.

Pada waktu pulang dari tempat persewaan menuju rumah masing masing mereka menemui suasana lalu lintas yang semrawut, diantara pengguna jalan itu ada yang seolah olah seperti yang mereka mainkan dalam video games misalnya beberapa anak muda memperlihatkan kenekatannya ( sok jagoan)  dengan mengendarai motornya kencang kencang dan meraung raung berkelok kelok menyusup kekiri kekanan dianatara kendaraan lain yang lalu lalang, menambah emosi anak itu terpompa dalam temperamen yang tidak menentu tingginya.

Sesampainya dirumah petualangannya dilanjutkan dengan menonton televisi yang menyajikan sinetron atau film film atau berita berita yang juga penuh dengan kekerasan dan keberingasan. Dengan demikian emosi yang temperaturnya sudah tidak benar itu seolah olah dipupuk dengan tontonan tontonan serba keras dan beringas sehingga perilaku sok jagoan berkembang timbul semakin subur dalam rekaman otak anak anak tadi mudah mudahan yang penulis sampaikan tadi hanya sebatas kekhawatiran atau illusi semata.

Masih ditambah dari pendapat sdr Agus Siswanto S.Pd dalam tulisannya ”Tuntutan ekonomi membuat orang tua tidak mempunyai weaktu bagi putra putrinya.... dan kontrol (pengawasan) yang kurang dari orang tua membuat anak leluasa meklakukan aktivitasnya yang tidak bertanggung Jwab” Hal itu masih ditambaj lagi disuatu ruang di rumah telah tersedia seperengkat fasilitas internet, disini yang penulis tahu hampir setiap anak diam diam sudah mahir mengakses program program dalam situs situs tertentu yang belumut ditionton oleh anak anak.

Menjadi lengkaplah sikap perilaku emosional yang tumbuh berkembang dari pengaruh pengaruh yang semestinya belum waktunya mengganggu kecerdasan emosi anak anak namun kenyataannya yang didapat dan digemari adalah idola tokoh kekerasan, keberingasan, pembunuhan dan adegan adegan seronok. Masih ada tambahan lagi yaitupada saat bertemu orang tuanya karena tekanan ekonomi tadi tanpa sebab yang jelas menghardik anaknya dengan kata kata kasar bahkan mungkin dengan tindakan kekerasan fisik.

Untuk melengkapi gaya hidupnya yang modern masih ada satu perangkat teknologi yang selalu mereka bawa kemana mana yaitu telephone seluler atau telepon genggam, dengan fitur lengkap meskipun bukan merek ternama untukkomunikasi sesama dengan kontek suara maupun SMS untuk hiburan demngan MP3, games atau televisi dan akses internet untuk kesenangan semata adalah kesenangan yang berdasar pada instink, maka tidak mengherankan bahwa yang muncul hanya kecenderubfan nafsu seksual, kekerasan, kekasaran, keberingasan, kebencian, keirian dan lainlain.

Coba diperhatikan lebih cermat lagi apa sebenarnya yang dilakukan anak anak itu dengan HP nya, mereka berlama lama asyaik bermain games, sms, facebookm, telephone dan lain lainnya yang belum tentu ada gunanya untuk meniti masa depannya. Mereka mulai dari SD,SMP.SMA,Mahasiswa dan mereka yang tidak bersekolah atau beraktivitaspun menggunakan HP dengan beberapa nopmor operator yang berbeda untukbisa menjangkau sesama teman agar agak murah pul;anya Ada Apa?

Dengan Hpnya yang canggih serta kemampuan memotret dan membuat film video, menukar gambar dan tulisan serta kemampuan kemampuan lainnya, menjadikan banyak kemungkinan yang dapat mereka gunakan. Contoh HP sering digunakan untuk menukar gambar tak pantas tonton, adegan adegan seksual diantara mnereka, menggunakan untukmengancam mestinya belum waktunya mereka lakukn dan nuikmati. Persoalan perilaku perilaku kenakalan, kekerasan dan keberingasan  yang dipengaruhi oleh alat alat canggih dalam ragam semakin kompleks, berbeda sewaktu penulis masih anak anak / muda idola yang ditu paling oreang tuanya, nenek atau kakeknya atau hanya sebatas kenalan yang dikenalny atau tokoh esaysng yang semuanya masih sederhana dan persoalannya pun begitu sederhana. Tetapi saat globalisasi ini ketika dunia tidak lagi tersekat sekat dengan hadirnya berbagai perangkat bteknologi canggih maka persoalan pun melesat tanpa kendali bagi mereka nyang tidak memiliki karakter dan mendapat kasih sayang yang benar.

Sudah seharusnya dan khususnya para orang tua dan pendidik selalu memberi contoh perilaku utama,perilaku kasih sayang, welas asih andap asor sopan santun  dalam lingkungan sosial serta mencermati dengan penuh perhatianm, melakukan pengawasan ( bukan asal m3enyenangkan anaknya atau menuruti permintaan anak), mengawasi  bermainnya anak, memeriksa tas sekolahnya, Hpnya perilaku sosialnya. Dan unsur pemerintah juga perlu melakukan pengawasan dan jnuga pemeriksaan anak anak yang patiut diduga melakukan hal hal yang tidak wajar. Semoga sedikit bisa menjawab ada apa yang dipertanyajkan sdr Agus Siswanto dan mendapat tanggapan dalam sarasehan paguyuban oncek oncek kawruh sapolo.

Dipost oleh Drs. Gatot Lelono  22 Desember 2011

Rabu, 21 Desember 2011

BAHASA BAGONGAN


BAHASA  BAGONGAN


1.     Istilah dan Penggunaan
Menurut Kumala Nareswari RW (2010), bahwa kata Bagongan berasal dari nama tokoh punokawan dalam pewayangan, yaitu Bagong. Dia adalah salah satu pelayan istana yang kurang mampu bertutur kata secara lancar, apalagi berbahasa halus. Bahasa tersebut sudah dikenal sejak masa Sultan Agung, kemudian ditemui juga pada masa HB I.
Memang pada masa Sultan Agung (Serat Sastro Gending, Partini B, 2010), beliau menaruh minat dengan pengembangan bahasa Jawa, termasuk menciptakan tatanan bahasa ngoko-kromo. Dan pada zaman tersebut harus menggunakan bahasa kromo terhadap raja.
Adapun penggunaan bahasa Bagongan seperti digambarkan oleh Widayat (2010) dalam Ketoprak Mataram, yang menggunakan bahasa ngoko, kromo, dan juga sering menggunakan bahasa Bagongan yang digunakan oleh pelaku abdi dalem melaksanakan kewajibannya di lingkungan kraton sebagai bahasa sehari-hari pada saat caos.
2.     Hanya Sebelas Kata
Lebih lanjut Kumala Nareswari RW (2010) mengemukakan, bahwa bahasa Bagongan hanya terdiri dari 11 kata, sebagai berikut :
1.     Henggeh (iyo, ya)
2.     Mboya (mboten, tidak)
3.     Meniro (kulo, saya)
4.     Pekeniro (sampeyan, kamu)
5.     Punapi (opo, apa)
6.     Puniki (iki, ini)
7.     Puniku (iku, itu)
8.     Wenten (ono, ada)
9.     Nedo (sumawi, mari)
10. Seyos (sanes, bukan)
11. Besaos (kemawon, saja)
Dan juga dikemukakan, bahwa fungsi bahasa Bagongan sebagai simbol paling mudah ditemukan dalam adegan-adegan pewayangan.
Dalam pewayangan tersebut ada 2 hal yang kami amati :
a.      Pembicaraan antar dewa memang menggunakan bahasa Bagongan tsb.
b.     Namun menurut pengalaman kami menyaksikan wayang kulit ada kata ulun, (untuk kata ganti aku, saya) dan kata kito (untuk kata ganti siro, kamu). Tetapi hal tersebut hanya digunakan buat si dewa berbicara dengan Titah Mercopodo. Dan ulun digunakan oleh si dewa dan si titah disebut dengan kata ganti kito. Dan si titah untuk menyebutnya sebagai kata ganti orang kedua menyebut dengan pikulun.
Contoh :
Narodo        : He ngger Arjuno, kito munggah ing kayangan sajak sumengko pengawak brojo ono wigati opo ngger
Arjuno : Nun inggih pikulun, kulo gumrajag datan larapan sowan wonten  ngarso pikulun awit ing mercopodo wonten kedadosan ingkang mboten sebaenipun
Betoro Guru : Kakang Narodo. Awewaton aturipun Arjuno, milo meniro mrayogekaken pakeniro Kakang Narodo tumunteno tedak dateng Mercopodo, mindak sangsoyo ndodro angandar-andar kedadosan puniku.
Narodo : Nun, henggeh di Guru. Meniro tumunten enggal bidal.
He ngger Arjuno, kito enggal ndisiki bali mring Mercopodo. Mboya antoro suwe ulun nungko laku kito ngger.
 Sumber :
1.     Partini B : Serat Gending, Cetakan Pertama, Desember 2010
2.     Kumala Nareswari RW : Bahasa Bagongan Jangan Ikut Punah
KR : 20 Februari 2010 hal. 17
Kliping : SSB No. 32 lembar 24
3.     Widayat : Boso lan Busono Sajroning Ketoprak
KR : 16 Mei 2010 hal 10
Kliping : SSB no. 34 lembar 15

Dipost oleh Ir. H. A. Toegiman Hadibroto
Pensiunan Widyaiswara Diklat Propinsi Jateng
Untuk Sarasehan Paguyuban Oncek-Oncek Kawruh Sapolo Kab. Klaten
Pada Tanggal 23 November 2011