Minggu, 27 Mei 2012

DULU DAN KINI

Terkenalnya masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya orang Jawa,terkesan lemahlembut budi bahasanya,berkepribadian luhur,berkebudayaan adi luhung kini tinggal secuil nostalgia bagi sedikit orang yang masih mendamlabakan hidup dalam suasana aman,tentram dalam suasana persaudaraan yangsakiyegsaekoproyo, dalam lingkungan yang asri,suburmakmur,tukul ingkang tinandur dan seterusnya



Jikalau kini setiap hari yang di dengungkan hak asasi yang menuju kebebasan moral yang didorong oleh kehendak pencarian untuk memnuhi hak pribadi disisi lain hendaknya harus ada yang setiap hari mengingatkan hak asasi itu bukan berlandaskan kebebasan,kemerdekaan`pribadi tanpa tujuan,tetapi hasrus berlandaskan moral,peraturan dan hokum,. Hal ini dulu dilakukan oleh suatu kebajikan yang berupa sopan santun,pengendalian diri,kejujuran,welas asih, kemurahan hati dan budi pekerti luhur.

Jaminan komnstitusional untuk kebebasan berbicara,berkempul,berserikat,beragama,kesetaraan gender,kesetaraan pendidikan,kesetaraan berusaha dan lain .lain,sebagai manifestasi dsri suatu hak telah diteteapkan oleh hukum dari berbagai undang-undang, dari kata lain hak hak tersebut tidak dapat dijungkir balikan yang salah menjadi benar yang benar menjadi salah. Namun banyak yang menginginkan hak menjadi hal paling diinginkan untuk dimiliki, baik oleh mereka yang memahami peraturan dan hokum maupun yang sama sekali tidak tahu peraturan hokum maupun yang samasekali tidak tahu peraturan hokum,mungkin seperti yang terjadi kini,telah berjangkir disemua tingkatan elemen masyarakat.

Dulu diperbandingkan kini, peraturan dan hokum ada dalam masyarakat, dan masyarakat masih mencoba untuk memegang kekang kendali terhadap apa yang dinilai salah, tidak wajar,melanggar norma,melanggar adat dan sebagainya. Kini dalam masyarakat  sudah kehilangan cita citanya dan dengan cepat mengalami kemunduran menjadi kekuasaan kelompok,contoh banyaknya peristiwa peristiwa amuk massa, tawuran antar desa,antarkelompok berebut uang kricik,ormas menentang atau melarang sesuatu yang belum tentu salah,yang menurut diluar kelompoknya benar, tetapi selalu seolaholah kelompok ini yabng benar sendiri.

Kini terlihat juga birokrat cerdas dan cekatan yang dipercaya dan mampu melaksanakan tugas apa saja yang ditugaskan kepadanya,anehnya mereka tidak terlihat menunjukan rasa bersalah apalagi menyesal saat keliru atau malah sudah menyengsarakan rakyat, beliau terlihat begitu apa adanya dalam menuturkan kejadiannya tanpa pertimbangan pertimbangan moral sedikitpun,kini menjadikan kejahatan tampak biasa,lumrah dan rutin, sert banyak diperbuat oleh yang lain. Yang terasa seolah olah kebenaran yang ada kini hanyatinggal sendirian, tidak berkwan, yang terbayang kekerasan, kejahatan menjadi wajar dan biasa..

Jika dulu perbuatan kekerasan,mencuri, merampok, korupsi  dianggap buruk,keji, sekarang dikatakan ”wis jamane” karena apa-apa sulit dan mahal. Pelecehan seksual, perkosaan yang dulu buruk, tak bermoral, sekarang hanya dianggap perilaku social yang tidak normal. Sebagai mana dapat ditemui didalam pemberitaan, mana yang benar dan salah,m baik dan buruk, dihubungkan seluruhnya kedalam kepentingan diri pribadi dan kelomoknya serta bubungan bisnis. Swemua stasiun TV menyiarkan dan anehnya diulanh ulang sampai beberapa hari dan anehnya lagi ada lembaga yang menangani seolah tidak berfungsi.

Apakah hal-hal tersebut diatas merupakan salah satu sisi akibat pengaruh modernisasi yang menjadikan orang mwengalihkan focus pada kepentingan,sehingga mengabaikan moral dan bersikap `permisiv atau serba boleh sesuai kebebasan hak yang diperjuangkannay. Penulis menandai sebagai menggantikan moral dengan material, mungkin juga yang illahiah dengan manusiawi, kebenaran dengan intuisi serta keyakinan dengan teknologi. Dengan demikian keduniawian telah membuat suatu hal yang salah secara moral menjadi sesuatu yang masuk akal dan menjadikan suatu kesalahan nampak menjadi benar dan wajar.

Sementara banyak orang khususnya generasi muda menyambut dengan suka cita atas berkat modernitas, berupa penikmatan kmampua dari hasil teknologi berupa alat yang digenggam dan dijinjing, bias menghubungkan dengan stiap orang dimana saja dalam waktu sekejap saling mengabarkan dengan gambar secara tajam beserta warna warni yang cerah, juga dapat diperintahn mentransfer data dan keuanganb antar bank dan antar rekening serta dapat  merekam apa saja termasuk didalamnya untuk internet serta kemampuan kemampuan lain.

Namun sudah mulai banyak yang masih bermoral mulai mengkhawatirkan bahanya kemampuan alat alat tersebut, disampuing karena harganya yang relative murah dan semakin luas yang menggunakan baik usia muda atau bahkan sudah uzur, bagi yang sudah terbentuk karakternya akan mudah menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi bagi yang moralnya mudah goyah akan semakin tidak memahami dirinya sendiri, hidup tanpa tujuan tanpa cita cita, semuanya asal cocok menjadi benar dan wajar.

Dulu difahami bahwa essensi kebudayaan merupakan hasil interaksi terus menerus dari kebudayaan lain dalam lingkungan dan atau yang telah ada sebelumnya, sehingga hasil karya kebudayaan, individu masyarakat, bangsa menemukan bentuk dan cirri kekhasannya. Kini dalam era modernitas yang lebih mengedepankan citra, maka hasil karya kebudayaan yang baik dan adiluhung tidak memiliki manfaat yang besar dan nilai tambah apa apa. Terlwebih lebih yang ingin nguri uri tidak dapat menjadi penyatu menunjukkan nilai promosi dalam mengiringi kemauan warganya, maka kebudayaan itu akan basi dan matgi dengan sendirinya. Dulu tradisi merti dusun, ruwahan, nyadran dan lainnya dapat menjadi penyatu warga dalammengarungi hidup bermasyarakat. SAdat tradisi yang digelar merupakan perekat kebersamaan masyarakat, kini masyarakat terceraiberai oleh aktivitas kesibukan dan pola hidup yang modern yang cenderung lu lu gua gua. Dulu masyarakat bergotongroyong bahu membahu mewujudkan sesuatui untukkepentingan bersama, sebagai suatu nilai yang dinilai effektif dan berdaya guna, sekarang bergotong royong menjadi suatu kerja yang tidak effwktif dan effisien.

Meskipun penulis sadar sepenuhnya bahwa perkembangan peradaban zaman tidak dapat dilawan tetapi warga yang entah kapasitasnya sebagai apa, yang masih bersedia melestarikan tradisi adapt istiadat mohon jangan dicela, tetapi justru di apresiasi agar yang nguri uri kebudayaan tidak semakin surut. Mari rasa menghargai sendiri dihargai dan dinilai sebagai orang yang masih memiliki rasa “handarbeni” masa lalu yang adi luhung.

Kebutuhan dan permahaman diri sebenarnya merupakan bagian yang pasti dari pengalaman kehidupan manusia, tetapi berkat modernitas mengakibatkan semua model model pemahaman lama ( dulu ) telah mulai terkikis dan tersingkir oleh model model baru diantaranya ditengarai dibebani aspek aspek kasar, keras, radikal, ekstrim, yang secara sadar tidak sadar telah merasuki banyak orang dalam kepentingan yang kompleks.

Dorongan keinginan keleluasaan akan kebebasan dalam era mnodernitas telah mengubah nilai nilai adapt tradisi yang ada dalam masyarakat, telah mengubah nilai nilai adapt adapt tradisi yang ada dalam masyarakat telah berubah menjadi nilai reklativisme dank arena gesekan gesekan yang terus menerus setiap saat dalam kurun waktu yang relative lama, lebih terasa dalam era reformasi ini telah mengosongkan moral masyarakat, kata kata bijak sudah tidak digubris, nilai dipisahkan dari karakter alami masyarakat. Perilaku menjadi tanpa poerasaan dan rupa rupanya hal ini yang dialami oleh sebagian masyarakat. Perilaku menjadi tanpa perasaan dan rupa rupanya hal ini yang dialami oleh sebagian masyarakat sehingga karakter masyarakat dan perilaku moralnya terkikis. Inilah gambar yang terjadi dari pemberitaan sehari hari dari media massa elektronik, Koran yang penulis rasakan, mudah mudahan penulis keliru dalam menuangkan perasaan ini.

Pengendalian sikap pribadi dan penguasaan diri adalah suatu yang sangat penting untuk dimiliki dan diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan dalam pergaulan masyarakat, mungkin sebagai suatu cara untuk sekedar angan angan dalam mempertahankan predikat bangsa yang santun dan lemah lembut dan bebas aktif dalam kehidupan bangsa bangsa di dunia.

di post oleh Gatot Lelono
disarikan dari berbagai media


Tidak ada komentar:

Posting Komentar